Menparekraf Dorong Labuan Bajo Fokus Terapkan Konsep Resiliensi Keberlanjutan Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong seluruh stakeholder di Labuan Bajo fokus menerapkan konsep resiliensi keberlanjutan sektor pariwisata untuk masa mendatang dalam menghadapi risiko bencana.

 

Menparekraf Sandiaga saat menghadiri secara virtual kegiatan Destination Management Forum (DMF) seri #4 yang berlangsung di Labuan Bajo, Kamis (13/4/2023) menjelaskan, Labuan Bajo menjadi fokus pemerintah dan masuk ke dalam 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Untuk itu di tengah dinamika saat ini sangat relevan untuk memperkokoh inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.


 

“Saya berharap melalui kegiatan ini akan tercipta pengelolaan destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan di Labuan Bajo dan NTT secara umum. Sehingga dapat dijadikan sebagai contoh konkret untuk meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan mancanegara,” ujarnya.


 

Menparekraf Sandiaga juga menjelaskan, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan. 


 

“Konsep resiliensi keberlanjutan di sektor pariwisata ini menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk masa mendatang dalam menghadapi risiko bencana ke depan,” katanya.

 

Selain itu, para stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus perlu berinovasi di berbagai produk ekonomi kreatif ini. Sebagai contoh bentuk kesiapan Indonesia dalam menyambut tatanan ekonomi baru. 


 

“Inovasi produk ekraf seperti menjadi bukti nyata bahwa Indonesia sanggup memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi global yang mengedepankan konsep keberlanjutan untuk mendorong kebangkitan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan membuka peluang usaha,” katanya.


 

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Frans Teguh, menjelaskan bahwa salah satu titik fokus dari pengembangan pariwisata adalah upaya menggerakkan pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pengembangan destinasi pariwisata prioritas.


 

Pengembangan destinasi yang dimaksud dilaksanakan tanpa terpaku pada batasan-batasan kepentingan, yang terangkum dalam suatu bingkai kerja yang menjadi alat dalam manajemen destinasi, di antaranya Destination Management, Destination Governance, dan Leadership untuk meningkatkan reputasi destinasi.


 

Frans teguh menilai, pentingnya manajemen pembangunan pariwisata sejak awal harus ditata. Agar lingkungan sekitar destinasi wisata tidak rusak, termasuk dampak sosial yang ditimbulkan. Di sisi lain, perlu mengatur para wisatawan agar memahami konsep wisata berkelanjutan sehingga dapat saling menjaga.

 

Sumber : kemenparekraf.go.id