Capaian Angka Pergerakan Wisatawan Nusantara Masih Setengah dari Target 2023, Sandiaga Uno Sebut Ada Anomali
Jumlah pergerakan wisatawan nusantara jelang penghujung tahun 2023 masih berada di angka 626 jutaan. Angka tersebut jauh dari target yang ditetapkan semula, yakni 1,2--1,4 miliar pergerakan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut ada anomali terkait angka tersebut.
"Wisnus ini ada anomali antara target yang dihitung 1,2--1,4 miliar, metode perhitungannya, dan metode perhitungan berdasarkan mobile positioning data yang dilakukan oleh BPS, Kemenparekraf, bersama penyedia layanan operator seluler, sehingga angkanya ini, yang 600 juta, enggak apple to apple dengan yang 1,2--1,4 (miliar)," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, di Jakarta, Senin (27/11/2023).
Berdasarkan hasil diskusi pihaknya dengan konsultan internasional Positium, ia meyakini bahwa angka yang beredar tidak mungkin hanya sebesar itu. Pasalnya, berdasarkan pantauan di lapangan, pergerakan wisatawan nusantara sudah sangat tinggi.
"Kami meyakini karena seluruh sektor pariwisata sudah merasakan target wisatawan nusantara itu sudah terlampaui," ujarnya lagi.
Karena itu, ia menyatakan saat ini pihaknya bersama BPS dan penyedia layanan seluler masih akan mensinkronkan data hingga tiga bulan ke depan. Kemudian, pihaknya akan memutuskan apakah akan menyesuaikan target mengikuti acuan internasional yang disusun oleh UNWTO atau menyesuaikan cara membaca mobile positioning data.
"Itu nanti akan kami laporkan," kata Sandi.
Berdasarkan international reccommendation tourism statistic yang dikeluarkan UNWTO, terdapat perbedaan definisi antara turis dan excursionist alias pelancong. Sandi menyebut turis dialamatkan kepada mereka yang berkegiatan lebih dari 24 jam, sedangkan pelancong adalah mereka yang berkegiatan wisata kurang dari 24 jam.
"Inilah perhitungan yang diharapkan ke depan akan membawa perhitungan yang lebih akurat, penuh kehati-hatian, dan secara bersama bisa kita gunakan menyusun kebijakan agar pergerakan wisatawan nusantara kita akan lebih tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, dan membawa Indonesia lebih meningkat dari segi pergerakan wisatawan nusantara, secara global," sambung Sandi.
Di sisi lain, Sandi menegaskan bahwa perubahan penghitungan wisatawan nusantara tersebut tidak akan mengubah capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pihaknya optimistis angkanya bakal melebihi target yang ditetapkan, yakni 8,5 juta orang pada 2023.
"Untuk wisman tidak akan ada perubahan karena kita menghitungnya berdasarkan data kedatangan imigrasi dan country of nationality. Jadi, ini tidak ada perubahan, targetnya memang sudah sesuai, dan kita berbangga kita mungkin akan bisa memiliki peluang menembus 11 juta, insya Allah," ia menjelaskan.
Sementara, Sandi memprediksi angka pergerakan wisatawan nusantara jelang akhir tahun, khususnya periode libur Natal dan Tahun Baru, bisa mencapai 200 juta pergerakan. Dengan besarnya pergerakan massa, ia menyatakan pihaknya akan segera mengirimkan surat edaran kepada dinas pariwisata provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk mengawasi objek wisata agar mengacu pada SNI CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainibility).
"Kita perlu mengantisipasi, mengelola wisata melalui evaluasi prosedur dan evaluasi kondisi. Kita harus pastikan kenyamanan, keamanan, dan kegiatan wisata yang menyenangkan, terutama di destinasi-destinasi, harus menyediakan alat keselamatan tambahan untuk wisata air, seperti pelampung, alat penyamat, dan juga peta yang jelas kepada para pengunjung untuk rute evakuasi," kata Sandi.
Sejauh ini, pihaknya mengaku tidak memiliki daftar objek wisata yang berisiko untuk dikunjungi wisatawan, terutama di musim penghujan. "Dan kita tidak akan mengeluarkan daftar. Kita hanya akan memastikan bahwa destinasi yang akan dikunjungi itu melakukan pengecekan prosedur, infrastuktur, memastikan bahwa aman, nyaman, dan menyenangkan. Dalam bingkai CHSE itu bisa kita hadirkan untuk para wisatawan," ujarnya.
Sejumlah insiden kecelakaan di tempat wisata terjadi di sejumlah tempat. Salah satunya insiden pecahnya Jembatan Kaca The Geong Banyumas yang terjadi pada Rabu, 25 Oktober 2023, sekitar pukul 10.00 WIB.
Insiden di destinasi wisata yang berlokasi di Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Pengelola Jembatan Kaca The Geong berinisial ES (69) pun telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Jadi tersangka sebagai pengelola itu menggunakan tempered glass second yang tidak standar, tidak ada uji kelayakan dan informasi imbauan peringatan keselamatan di sekitar lokasi. Itu tidak ada SOP dan ES sebagai pengelola sudah tersangka," kata Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu, dikutip Merdeka.com, Selasa, 31 Oktober 2023.
Edy menjelaskan bahwa penetapan tersangka setelah melalui pemeriksaan terhadap 16 saksi. Ia menyebut hasil pemeriksaan Bidlabfor Polda Jateng bahwa penyebab pecahnya kaca pada Jembatan Kaca The Geong dikarenakan pembagian beban pada struktur pilar penyangga tidak berfungsi secara optimal.
"Sehingga pada saat dilalui menimbulkan lendutan (lekukan ke bawah), keretakan dan pecahnya kaca disertai suara ledakan," tambahnya.